Hidup didunia laksana seseorang yang sedang berbisnis. Ia akan selalu dihadapkan antara untung dan rugi. Apapun yang kita perbuat selama mengarungi hidup ini pasti akan ada konsekuensi yang akan didapatkan, baik ketika masih hidup maupun setelah mati. Konsekuensi logis yang akan diterima kelak bisa dalam bentuk kebaikan dan keselamatan, tetapi bisa pula kesengsaraan dalam kehidupan.
Di dalam Al-qur'an hal ini telah disinyalir oleh Allah SWT "maka, siapa yang mengerjakan kebaikan walau seberat zarah (ditafsirkan seperti atom), niscaya dia akan melihat balasannya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan meliahat balasannya pula." (QS Al-Zalsalah:7-8)
Tanpa kita sadari sebenarnya didalam diri kita terdapat energi positif dan negatif yang selalu tarik menarik antara bisiskan malaikat dan bujukan iblis la'natullah 'alaih. Apa bila dalam hidup kita ini senang memberikan energi positif, balasan kebaikan dan pahala pasti akan diterima. Sebaliknya bila kita gemar mengeluarkan energi negatif kita juga akan mendapat kesengsaraan dan kesulitan hidup. Karena itu sudah sepatutnya kita memfokuskan semua energi dalam tubuh kita hanya untuk meraih rahmat dan ridha-nya.
Allah berfirman, "berbekallah karena sebaik-baik bekal adalah taqwa." Takawa adalah penutup jasmani yang dapat menyelamatkan kita dari sengatan api neraka. Ia merupakan tiket masuk surganya Allah SWT dan orang yang muttaqin akan memperoleh kesenangan selama-lamanya.